Skip to main content

Bukan PNS

Perdana Menteri baru Jepang Shinzo Abe langsung membuat gebrakan dengan kebijkannya untuk menurunkan gajinya dan para pejabatnya, seperti diberitakan Media Indonesia Online.

Andaikata Shinzo Abe itu orang Indonesia biasa seperti saya yang anggota "PEGEL" (pegawai golongan lemah) pasti tidak akan melakukan hal yang demikian.Jangankan menurunkan gaji, tiap bulan aja masih kurang sampe-sampe nyari sampingan buat tambahan agar dapur tetep ngebul.

Kebijakan ini seharusnya diikuti oleh para pejabat kita dan para wakil rakyat yang terhormat.


Comments

Anonymous said…
Mayoritas Orang Jepang itu sudah biasa dgn hidup susah. Let me share a good book with you: Why Japanese are diligent, rich, and smart?

buku tsb ditulis dalam 3 bahasa (indo, inggris, jp) gw beli dulu pas di gramedia. bagus banget utk nerangin kalo orang jp tu uda biasa dg hidup susah, tinggal di tempat yang harga nya mencekik leher, tempat tinggal sempit, perubahan 4 musim, workalcoholic => kalo gagal harakiri(bunuhdiri) dll.

Kalo Mayoritas Orang Indonesia, ehehe, dilihat dari SDA yang kaya aja (if you let me compare this to the book I mentioned before), pastinya uda jauh bgt levelnya, kecuali bagi mereka yang matanya sudah terbuka & memang benar2 sadar utk menjadi pionir dlm mewujudkan yg terbaik buat Indo.

Popular posts from this blog

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu

Ini Medan Bung!

Tidak terasa, sudah seminggu berada di medan. Semuanya terasa seperti mimpi, ketika melihat nama jalan atau papan nama sebuah instansi tertulis...Propinsi Sumatra Utara. Sebenarnya perpindahan ini sudah diriku perkirakan, mengingat ditempat yang lama sudah 2 tahun. Jadi wajar saja dipindahkan, mengutip pesan bos besar : Untuk tetap menjaga gairah bekerja dengan antusiasme tinggi agar tetap terjaga kualitas dan kinerja selayaknya seorang pejabat. Untuk semuanya, baik yang rotasi ataupun yang promosi, kalian akan menempati tempat kerja baru, teman baru, dan tantangan baru. Jangan jadi pegawai yang average, yang hanya bekerja biasa-biasa saja. Atau wejangan dari Ibu bos : Jangan pernah merasa nyaman karena ditempatkan di Jakarta, kalau hidup ini datar-datar saja, maka tidak akan membuat bersemangat. Ya itulah mungkin pertimbangan diriku dimutasikan ke medan, beberapa temanpun menyatakan mereka kaget, kok bisa??? Udahlah alasan kenapa diriku dipindah biarlah hanya Kabag Ke

Bang Thoyib

Wah setelah lama gak ngeblog, ternyata kangen juga! Maklum sekarang pura-pura sibuk. Bulan Juli-Agustus selama 3 minggu dikirim ke Nanggro Aceh Darussalam,kemudian Ramadhan kemarin, sampai tgl 26 september harus gantiin bos "berpusing ke Brunei,Malaysia dan Philipina. Dan sekarang sampai tgl 1 Oktober kembali dikirim selama 3 minggu ke celebes island . Puih cape banget deh, terbayang berapa banyak laporan yang akan dibuat. Ya meski ada enaknya juga jalan-jalan ke tempat yang baru buat nambah pengalaman. Selama di Aceh saya banyak berada di Unsyiah, kemudian di negri tetangga berkutat sekitar perwakilan baik KBRI maupun KJRI, dan sulawesi bermarkas di Polres. Sampe -sampe di tempat kerja dah dapat julukan baru "bang thoyib".