Skip to main content

Enaknya Jadi PNS

Hah!!...sambil bengong manggut-manggut baca berita di Kompas hari ini, bayangkan akan ada pengurangan 100.000 orang PNS pertahun. Thus pemerintah akan stop penerimaan ujian PNS mulai tahun depan, glek!
Wah khawtir juga nih bisa-bisa kena perampingan.
Indonesia merupakan negara berkembang yang jumlah pengangguran yang cukup tinggi, sementara daya serap pasar tenaga kerja sangat kecil. Faktor inilah menjadi salah satu alasan orang untuk menjadi PNS.
Seperti saya ini dulu punya cita-cita jadi wartawan, tapi orang tua lebih mengarahkan untuk menjadi PNS.Sebagai orang timur yang katanya menjunjung tinggi adat maka saran orang tua harus saya jalani.Setelah 6 tahun jadi PNS ternyata saran orang tua mulai saya rasakan manfaatnya.Beberapa alasan enaknya jadi PNS menurut saya antara lain :
  1. Saya tidak repot cari kerja setelah lulus (maklum saya lulusan sebuah sekolah kedinasan di daerah bintaro);
  2. Pendapatan tiap bulan udah pasti (meski masih ngobyek mempertahankan dapur tetap ngebul);
  3. Adanya jaminan masa depan (kan anggota TASPEN);
  4. Mudah untuk mencari pinjaman sampai Rp.50 jt (dengan menyekolahkan sk di BRI);
  5. Dapat bantuan uang muka KPR-BTN (pake BAPERTARUM tentunya);
  6. Status sosial lebih terpandang (bandingkan dengan yang pengangguran).
Coba kenikmatan pekerjaan apa yang dapat menawarkan fasilitas seperti diatas, belum lagi beban pekerjaan yang tidak terlalu berat.Sementara evaluasi hanya berdasarkan "PGPS" wah enak tenan...cleguk!

Comments

dahanpinus said…
memang enak jadi PNS, tapi juga harus kenceng sambilannya... kebiasaan hidup dah terlalu tinggi, karena kita gak nahan arus kapitalisme...; butuh nraktir anak ke McD, Jalan-jalan, makan enak. :))
eh.. di BPD atau Bank Daerah bunganya lebih rendah lhoh.
*omong opo to iki...
Bos... Selamat Lebaran, sori telat. Gak pernah OL sih.
Dinasnya dimana bos?

Hidup PNS...
Pekerjaan Seumur Hidup...
sap said…
wah aku dah nyoba ke BPD tuh tapi ditolak soale aku pns pemerintah pusat jadi gajinya gak bisa dipindahin ke BPD
Anonymous said…
WAH enak… jadi PNS
tapi ati-atilah sebentar lagi akan ada revolusi sosial dari kaum pengangguran….
akan ditegakkan keadilan dan pemerataan.
1 keluarga cuma 1 PNS (gak ada PNS hubungan famili)……
uang negara dibagi merata untuk semua rakyat
koruptor dan tukang dealer jabatan dipancung kepalanya….harta disita untuk rakyat…. keluarganya di asingkan ke pulau krakatau…. he.he…..he.he……..he.he
jangan sombong jadi PNS, kan cuma makan gaji dari pajak dan keringat rakyat........
jangan lupakan hak fakir miskin dan anak jalanan...........
tunggulah revolusi oktober yang akan membumihanguskan kaum sombong dan kapitalis birokrat......
luckman said…
wah.. keras juga ya komentarnya...
Memang kalau banyak PNS yang dulu seperti itu. Yakin juga... kalau begini terus-terusan.. gawat..

Pasti suatu saat ada perubahan.. pastilah.. Memang diperlukan PNS yang luarbiasa.

Kan semangat dong.. :).. fokus nanti jadi PNS kelas tinggi horeee... Atau pegawai swasta kelas tinggi..

Luckman From Bajubatik.org
Anonymous said…
Mau jadi PNS...boleh...jadi Pengusaha juga boleh...sepanjang punya sikap mental jujur..PNS yg ga jujur besok di akhirat pasti siksanya pasti menyakitkan..jadi PNS bukan berarti sudah lebih menang dari yang bukan PNS..saya bangga menjadi pekerja swasta tapi utk menambah penghasilan saya juga memiliki bisnis sendiri...cuma sayang negara ini salah memilih banyak PNS yang tidak baik...sudah dapat gaji lebih tapi kerjaannya tidak berprestasi...kebanyakan nyari proyek Dan obyekan

Popular posts from this blog

Rp.1.000 trilyun

Siang menjelang sore kemarin saya dapat cerita bahwa "Uang Rp.100.000,- yang ada sekarang adalah uang duplikat". Berikut cerita tentang uang duplikat tersebut : Dahulu saat pemerintah Orde Baru masih berkuasa pernah memberikan order kepada pemerintah Australia untuk mencetak uang pecahan Rp.100.000,- yang jumlahnya Rp.1.000 trilyun (..ck...ck...ck..) Setelah uang itu jadi dan telah dikapalkan ke Indonesia keadaan dalam negeri sedang rame apa yang namanya REFORMASI.Sehingga uang hasil pencetakan belum sempat masuk ke Bank Indonesia.Sampai saat ini uang tersebut masih ada di tangan para Jenderal.Uang tersebut saat ini masih ada di beberapa Pelabuhan di Indonesia.Para Jenderal menahan uang tersebut sebab fee untuk mereka belum dibayarkan, sebesar 2% X Rp.1.000 trilyun, sesuai kesepakatan .Terakhir uang tersebut telah diserahkan ke pihak Bank Indonesia sejumlah Rp.50 trilyun.Sisanya masih disimpan para penguasa (para Jenderal) karena bayaran feenya tidak sesuai dengan kesepakata

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu