Skip to main content

3JP

Sejauh yang saya tahu di Kota Bogor terdapat 3 Jembatan penyebrangan yaitu :

Di Jalan Pajajaran, di Paledang , dan di Panaragan. Setiap berangkat menuju tempat kerja saya selalu melewati 3 jembatan penyebrangan tersebut.

Ini adalah Jembatan Penyebrangan yang ada di Jl.Pajajaran, Keadaanya lebih terawat dibandingkan dengan 2 yang lain. Di jembatan tersebut beberapa pedagang menggelar barang dagangnya, yang tak ketingalan adalah para pengemis yang ikut mangkal di sudut dan di sekitar anak tangga.Meski Jalan Pajajaran yang berada dibawahnya sudah terdapat pemisah jalan tetapi masih banyak para pejalan kaki yang enggan untuk menyebrang melalui jembatan penyebrangan.

Jembatan yang berada di Paledang (tepatnya di sebelah Penjara Paledang) lebih mirip papan iklan, sebab papan iklan yang terpasang di kedua sisinya cukup besar di
bandingkan dengan lainya dan juga ketiga jembatan tersebut memang semarak dengan iklan, baik spanduk, stiker sampai papan iklan. Dijembatan ini sangat jarang sekali orang yang menggunakanya, jadi tidak heran jika banyak gelandangan yang menggunakannya sebagai tempat berteduh.

Yang ketiga berada di Panaragan jembatan ini melintas diatas jalan veteran. Tidak jauh berbeda dengan yang dua diatas, jembatan ini pun jarang digunakan oleh pejalan kaki untuk menyebrang, lebih banyak anak anak SD yang bermain di jembatan, karena memang posisnya tepat di depan SD Negeri Panaragan.

Comments

Popular posts from this blog

Enaknya Jadi PNS

Hah!!...sambil bengong manggut-manggut baca berita di Kompas hari ini, bayangkan akan ada pengurangan 100.000 orang PNS pertahun. Thus pemerintah akan stop penerimaan ujian PNS mulai tahun depan, glek! Wah khawtir juga nih bisa-bisa kena perampingan. Indonesia merupakan negara berkembang yang jumlah pengangguran yang cukup tinggi , sementara daya serap pasar tenaga kerja sangat kecil. Faktor inilah menjadi salah satu alasan orang untuk menjadi PNS. Seperti saya ini dulu punya cita-cita jadi wartawan, tapi orang tua lebih mengarahkan untuk menjadi PNS.Sebagai orang timur yang katanya menjunjung tinggi adat maka saran orang tua harus saya jalani.Setelah 6 tahun jadi PNS ternyata saran orang tua mulai saya rasakan manfaatnya.Beberapa alasan enaknya jadi PNS menurut saya antara lain : Saya tidak repot cari kerja setelah lulus (maklum saya lulusan sebuah sekolah kedinasan di daerah bintaro); Pendapatan tiap bulan udah pasti (meski masih ngobyek mempertahankan dapur tetap ngebul); Adanya ja

Rp.1.000 trilyun

Siang menjelang sore kemarin saya dapat cerita bahwa "Uang Rp.100.000,- yang ada sekarang adalah uang duplikat". Berikut cerita tentang uang duplikat tersebut : Dahulu saat pemerintah Orde Baru masih berkuasa pernah memberikan order kepada pemerintah Australia untuk mencetak uang pecahan Rp.100.000,- yang jumlahnya Rp.1.000 trilyun (..ck...ck...ck..) Setelah uang itu jadi dan telah dikapalkan ke Indonesia keadaan dalam negeri sedang rame apa yang namanya REFORMASI.Sehingga uang hasil pencetakan belum sempat masuk ke Bank Indonesia.Sampai saat ini uang tersebut masih ada di tangan para Jenderal.Uang tersebut saat ini masih ada di beberapa Pelabuhan di Indonesia.Para Jenderal menahan uang tersebut sebab fee untuk mereka belum dibayarkan, sebesar 2% X Rp.1.000 trilyun, sesuai kesepakatan .Terakhir uang tersebut telah diserahkan ke pihak Bank Indonesia sejumlah Rp.50 trilyun.Sisanya masih disimpan para penguasa (para Jenderal) karena bayaran feenya tidak sesuai dengan kesepakata

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu