Skip to main content

Susahnya Kuliah di UGM

Semua orang pasti menginginkan sesuatu yang lebih baik apapun itu. Salah satunya adalah pendidikan.Sejak kecil saya merasa "pinter" begitu juga kebanyakan pendapat orang.Karena itulah saya GR dan menjadi keminter.



Dengan modal keminter itulah setamat SMU (tahun 1996) saya mengikuti UMPTN dan pilihan pertama dijatuhkan pada FISIP UGM jurusan Komunikasi, sementara pilihan kedua FE UNSOED.Tapi apa dikata setelah menantikan hasil pengumuman yang lama ternyata nomor ujian saya tidak ada pada hasil seleksi UMPTN, jadilah saya pengangguran tak kentara.

Satu tahun berikutnya di 1997 saya mencoba untuk mengikuti UMPTN untuk ke-2 kalinya.Dengan tambahan modal bimbingan belajar dari PRIMAGAMA saya keukeuh mengambil jurusan Komunikasi FISIP UGM.Sembari menunggu hasil seleksi UMPTN, saya mengikuti seleksi untuk program D-III Kounikasi UGM jurusan BROADCASTING dan ADVERTISING.Ternyata saya pun tidak di terima baik S-1 maupun program D-III (apes.....).

Impian untuk dapat kuliah di UGM masih tetap membara,bahkan setelah bekerja pada keinginan itu tetap ada.Dan keinginan itu sepertinya akan terwujud, pada tahun 2006 ada tawaran beasiswa S-2 dari instansi tempat saya bekerja dengan seleksi tentunya.Beasiswa ini diperuntukan untuk 10 orang sementara peserta yang ikut kurang lebih 180.Ujian dilaksanakan di Gedung MEP UGM Yogyakarta.

Setelah menunggu 2 minggu hasil seleksi diumumkan, dan memang nasib kali sayapun tidak lulus seleksi.

Dan bulan Maret 2007 Kantor Pusat dimana saya bekerja mengadakan seleksi beasiswa untuk melanjutkan studi S-2 di UGM.Jelas saya ikut lagi, tapi saya itu belum beruntung.Saya tidak lulus lagi,memang ternyata saya cuman keminter dan bukan pinter beneran.

Untungnya Kantor Pusat telah berkomitmen untuk memberikan beasiswa setiap tahun rutin.Dan saya dengar saat ini sedang diadakan berdialog dengan pihak ITB dan UI untuk kerjasama seperti dengan UGM.

Dari cerita saya diatas ternyata:
  1. Saya itu keminter
  2. Gagal seleksi untuk di UGM pada 3 strata yang berbeda ( D-III,S-1 dan S-2)
  3. Angka 6 dan 7 adalah sial (1996,1997,2006 dan 2007)

dasar nasib.......





Comments

Popular posts from this blog

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu...

Bang Thoyib

Wah setelah lama gak ngeblog, ternyata kangen juga! Maklum sekarang pura-pura sibuk. Bulan Juli-Agustus selama 3 minggu dikirim ke Nanggro Aceh Darussalam,kemudian Ramadhan kemarin, sampai tgl 26 september harus gantiin bos "berpusing ke Brunei,Malaysia dan Philipina. Dan sekarang sampai tgl 1 Oktober kembali dikirim selama 3 minggu ke celebes island . Puih cape banget deh, terbayang berapa banyak laporan yang akan dibuat. Ya meski ada enaknya juga jalan-jalan ke tempat yang baru buat nambah pengalaman. Selama di Aceh saya banyak berada di Unsyiah, kemudian di negri tetangga berkutat sekitar perwakilan baik KBRI maupun KJRI, dan sulawesi bermarkas di Polres. Sampe -sampe di tempat kerja dah dapat julukan baru "bang thoyib".

BPKP: Penyimpangan mencapai Rp.6 triliun

Berita tersebut ada di harian Kontan edisi Senin 30 Juni 2008, dengan judul Pengelolaan Kemayoran dan Gelora Menyimpang. Hasil temuan BPKP seperti yang ditulis dalam harian kontan tersebut membuat saya bertanya? Pada alinea pertama:.... Ini terlihat dari hasil sementara audit Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP). Audit BPKP menemukan ada pengelolaan aset senilai Rp.6 Triliun yang tidak benar. Pertanyaan: Apakah tugas BPKP pada Badan Pengelola Kawasan kemayoran (BPKK) dan Badan pengelola Gelora Bung Karno (GBKK)? inventarisasi aset Barang Milik Negara (BMN) atau mengaudit BPKK dan GBKK? Pada alinea kedua:..., BPKP menemukan ternyata banyak fisik aset di kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno tidak ada . Pertanyaan: Sudahkah dicek secara seksama langsung ke lapangan? mungkinkah data yang digunakan salah atau tidak up to date ? Pada alinea kelima: ..., BPKP telah mengetahui nilai total di Kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno. Pertanyaan: Dari mana nilai aset tersebut? Sebagai l...