Skip to main content

saudara serumpun?

Berita di TV akhir-akhir ini banyak mewartakan penderitaan para TKI dan TKW yang mengadu nasib di malaysia.Penyiksaan fisik dan mental , sampai penghilangan nyawa sepertinya akrab dengan mereka.Oknum pelaku penyiksaanpun beragam dari, majikan , mandor perkebunan bahkan anggota polis diraja malaysia pun turut memberatkan beban penderitaan para pahlawan devisa itu. Ironi dan menyedihkan, kejadian penyiksaan para tkw dan tki ini bukan lah hal baru.Tetapi terus berlanjut seperti tidak ada ujung penyelesaian.

Itu baru cerita TKI dan TKW, masih hangat dalam ingatan kita bagaimana seorang wasit karate asal Indonesia yang sedang bertugas di Malaysia ramai-ramai digebuk oleh anggota polisi diraja malaysia.
Atau kita harus ingat lagi bagaimana pualu sigitan dan lim bisa diccaplok oleh malaysia.Bahkan mereka masih mencoba untuk menyerobot blok ambalat!
Negara kita selalu meyenandungkan saudara serumpun kepada malaysia! Sementara dengan Australia kita selalu berseberangan dan sepertinya ingin berkonfrontasi.Kalo kita tengok sejarah peran australia untuk indonesia lebih baik dibandingkan dengan malaysia.ada dua alasan saya mengatakan ini yaitu:
Saat Konferensi meja bundar kita memilih Negara Australia sebagai mediator sementara Penjajah Belanda menunjuk Belgia.
Yang kedua pengakuan atas papua dan Timor-timur (dulu), australia mengakui wilayah tersebut segaia bagian teritorial Republik Indonesia sementara malaysia masih tanda tanya.
Tulisan ini sama sekali tidak mempunyai tujuan untuk memprovokasi atau menciptakan disharmoni hubungan dengan malaysia.Saya Cuma ingin mengingatkan kepada semua komponen anak bangsa, untuk selalu waspada dengan menjaga kehormatan dan harga diri bangsaannya.Memang saat ini posisi malaysia dalam segala hal diatas kita.Tapi itu bukan berarti kita harus selalu mengalah terhadap mereka.

Comments

Anonymous said…
Saudara serumpun itu : Slawi,Brebes,Tegal,Balapulang,Purwokerto,Bumen, endi maning kuwe..? Malaysia ?? no..no..no.. sory pak cik!
sap said…
tul jek! malaysia = maling asia

Popular posts from this blog

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu...

Bang Thoyib

Wah setelah lama gak ngeblog, ternyata kangen juga! Maklum sekarang pura-pura sibuk. Bulan Juli-Agustus selama 3 minggu dikirim ke Nanggro Aceh Darussalam,kemudian Ramadhan kemarin, sampai tgl 26 september harus gantiin bos "berpusing ke Brunei,Malaysia dan Philipina. Dan sekarang sampai tgl 1 Oktober kembali dikirim selama 3 minggu ke celebes island . Puih cape banget deh, terbayang berapa banyak laporan yang akan dibuat. Ya meski ada enaknya juga jalan-jalan ke tempat yang baru buat nambah pengalaman. Selama di Aceh saya banyak berada di Unsyiah, kemudian di negri tetangga berkutat sekitar perwakilan baik KBRI maupun KJRI, dan sulawesi bermarkas di Polres. Sampe -sampe di tempat kerja dah dapat julukan baru "bang thoyib".

BPKP: Penyimpangan mencapai Rp.6 triliun

Berita tersebut ada di harian Kontan edisi Senin 30 Juni 2008, dengan judul Pengelolaan Kemayoran dan Gelora Menyimpang. Hasil temuan BPKP seperti yang ditulis dalam harian kontan tersebut membuat saya bertanya? Pada alinea pertama:.... Ini terlihat dari hasil sementara audit Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP). Audit BPKP menemukan ada pengelolaan aset senilai Rp.6 Triliun yang tidak benar. Pertanyaan: Apakah tugas BPKP pada Badan Pengelola Kawasan kemayoran (BPKK) dan Badan pengelola Gelora Bung Karno (GBKK)? inventarisasi aset Barang Milik Negara (BMN) atau mengaudit BPKK dan GBKK? Pada alinea kedua:..., BPKP menemukan ternyata banyak fisik aset di kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno tidak ada . Pertanyaan: Sudahkah dicek secara seksama langsung ke lapangan? mungkinkah data yang digunakan salah atau tidak up to date ? Pada alinea kelima: ..., BPKP telah mengetahui nilai total di Kawasan Kemayoran dan Gelora Bung Karno. Pertanyaan: Dari mana nilai aset tersebut? Sebagai l...