Skip to main content

DAN GORENGAN (pun) HARGANYA NAIK

Di awal tahun sebuah usulan dari Kerajaan Kebon Sirih cukup mencenangkan “Kenaikan gaji pegawai BI” dengan alasan yang rasional dan masuk akal menyesuaikan dengan laju inflasi. Tak berselang minggu penguasa Istana Medan Merdeka pun mengeluh tentang gajinya yang telah 7 tahun tidak mengalami kenaikan.
Sudah sewajarnya lah sebuah prestasi diganjar dengan hadiah ataupun imbalan yang setimpal, bahkan sudah menjadi keharusan. Hal ini sebagai rasa terima kasih atau penghargaan atas apa yang telah diraih.
Tadi sore saya beli gorengan di depan komplek, ternyata harganya naik. Sekarang Rp.600,- satunya pak. Oh..gitu sahutku pendek, padahal baru minggu kemarin beli gorengan dan waktu itu jatah cabai rawit sebagai bonus pembelian telah dikurangi, sekarang harga gorengan naik cabai rawitnya pun tak bertambah. Sesaat aku termenung mungkinkah ada kaitan dengan rencana kenaikan gaji dari Kerajaan Kebon Sirih dan Istana Medan Merdeka?
Bank Indonesia selaku pengawas dan kontrol atas moneter bukankah salah satu tugasnya untuk mengontol laju inflasi. Terus jika laju inflasi bergerek naik apakah BI telah gagal? Ah inflasi naik tidak apa-apa kan nanti ada kenaikan gaji.
Tapi bagaimana bagi yang tidak mempunyai gaji, atau yang punya gaji sekalipun meski telah dianggarkan dalam APBN kenaikan bagi PNS/TNI/POLRI apakah kenaikannya sudah selaras dengan laju inflasi ? atau jangan-jangan malah kenaikan gaji itu tergerus oleh inflasi.
Ah, mulai besok kurangi beli gorengan aja 

Comments

Popular posts from this blog

Enaknya Jadi PNS

Hah!!...sambil bengong manggut-manggut baca berita di Kompas hari ini, bayangkan akan ada pengurangan 100.000 orang PNS pertahun. Thus pemerintah akan stop penerimaan ujian PNS mulai tahun depan, glek! Wah khawtir juga nih bisa-bisa kena perampingan. Indonesia merupakan negara berkembang yang jumlah pengangguran yang cukup tinggi , sementara daya serap pasar tenaga kerja sangat kecil. Faktor inilah menjadi salah satu alasan orang untuk menjadi PNS. Seperti saya ini dulu punya cita-cita jadi wartawan, tapi orang tua lebih mengarahkan untuk menjadi PNS.Sebagai orang timur yang katanya menjunjung tinggi adat maka saran orang tua harus saya jalani.Setelah 6 tahun jadi PNS ternyata saran orang tua mulai saya rasakan manfaatnya.Beberapa alasan enaknya jadi PNS menurut saya antara lain : Saya tidak repot cari kerja setelah lulus (maklum saya lulusan sebuah sekolah kedinasan di daerah bintaro); Pendapatan tiap bulan udah pasti (meski masih ngobyek mempertahankan dapur tetap ngebul); Adanya ja

Rp.1.000 trilyun

Siang menjelang sore kemarin saya dapat cerita bahwa "Uang Rp.100.000,- yang ada sekarang adalah uang duplikat". Berikut cerita tentang uang duplikat tersebut : Dahulu saat pemerintah Orde Baru masih berkuasa pernah memberikan order kepada pemerintah Australia untuk mencetak uang pecahan Rp.100.000,- yang jumlahnya Rp.1.000 trilyun (..ck...ck...ck..) Setelah uang itu jadi dan telah dikapalkan ke Indonesia keadaan dalam negeri sedang rame apa yang namanya REFORMASI.Sehingga uang hasil pencetakan belum sempat masuk ke Bank Indonesia.Sampai saat ini uang tersebut masih ada di tangan para Jenderal.Uang tersebut saat ini masih ada di beberapa Pelabuhan di Indonesia.Para Jenderal menahan uang tersebut sebab fee untuk mereka belum dibayarkan, sebesar 2% X Rp.1.000 trilyun, sesuai kesepakatan .Terakhir uang tersebut telah diserahkan ke pihak Bank Indonesia sejumlah Rp.50 trilyun.Sisanya masih disimpan para penguasa (para Jenderal) karena bayaran feenya tidak sesuai dengan kesepakata

Desktop Valuation

Mencari informasi di google dengan key word ini hasil yang diperoleh mostly dari pihak/penilai yang menawarkan jasa untuk melaksanakan penilaian properti dengan desktop valuation. Sebagian memang menyebutkan definisi dan sedikit penjelasan. Dari hasil pencarian di web tersebut berasal dari Australia dan Amerika terlepas dari sempurna tidaknya search engine yang digunakan. Dari informasi di beberapa laman web jika boleh disarikan desktop valuation adalah penilaian properti yang dilaksanakan tanpa melakukan survei pengamatan langsung atas objek penilaian. Penilaian dilakukan oleh Certified Valuer ataupun Registered Appraisal . Para penilai menggunakan data dan informasi yang diberikan oleh si pemberi tugas kemudian melakukan analisis on desk atas data tersebut. Hal ini dimungkinan karena para penilai ini telah memiliki data base yang mencukupi, tentu saja laporan penilaiannya dilengkapi dengan asumsi dan diclaimer yang menjadikan dasar opini nilainya. Penggunaan desktop valu